Annubala ID – Keterampilan berkomunikasi yang baik mampu menghipnotis para pendengar, pesan yang akan disampaikan pun dapat diterima dengan baik. Begitu pula Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. bukan sekedar menyampaikan kandungan ayat-ayatnya. Nilai-nilai di dalamnya turut memperkaya kedalaman Al-Qur’an.
Fawatih Al-Suwar (ayat-ayat pembuka surah) menjadi bentuk keterampilan Al-Qur’an dalam membangun komunikasi kepada semua orang. Salah satu contohnya adalah Alif Lam Mim, bagi pendengar ayat ini memicu pertanyaan dan penasaran yang besar. Maksud apa yang hendak Allah sampaikan dengan huruf-huruf terputus itu.
Keunikan ini telah menarik para mufasir Al-Qur’an untuk menjelaskan maksud yang terkandung dalam setiap pembuka surah. Meskipun pada akhirnya, banyak penafsiran yang beragam, seperti tafsir Alim Lam Mim dan perihal ini akan dijelaskan khusus pada pembahasan berikutnya.
Para mufasir telah melakukan penelitian lebih jauh tentang ilmu Fawatih Al-Suwar, sebab awal surah ini dapat membentuk kesan awal pembicaraan dan memberikan sinyal tematik terhadap isi surah.
Pengertian Fawatih Al-Suwar
Secara bahasa, fawatih adalah bentuk jamak dari kata Fatih yang bermakna pembuka. Dalam kamus Matnul Lughah, kata Fataha (asal bentuknya) bisa bermakna memberikan pengetahuan mengenai sesuatu (Mu’jam Matnul Lughah, j.4, h.351). Sementara Suwar bentuk jamak dari kata Surah yang berarti surah.
Dengan demikian, secara istilah, Fawatih Al-Suwar adalah ayat pembuka dari surah-surah Al-Qur’an untuk memberikan penjelasan tentang sesuatu. Lebih jauh, Ilmu Fawatih Al-Suwar merupakan salah satu cabang dalam Ulumul Qur’an yang memfokuskan perhatian pada ayat-ayat pembuka surah. Di samping juga ada pembahasan yang fokus perhatiannya pada akhir-akhir surah (Khawatim Al-Suwar).
Macam-macam Fawatih Al-Suwar
Banyak ulama yang telah meneliti tentang kajian Ilmu Fawatih Al-Suwar, salah satu tokoh awal adalah Ibnu Abi Al-Ishba’ (w. 654 H) dalam kitabnya Al-Khawathir Al-Sawanih fi Asrar Al-Fawatih. Al-Ishba’ telah menganalisis bagaimana keterampilan Al-Qur’an dalam membuka komunikasi secara elegan dan penuh makna. Beliau hendak memberikan pemahaman kepada kita agar bisa mengambil nilai-nilai pendidikan yang disampaikan oleh Al-Qur’an.
Ulama berikutnya Al-Zarkasyi (w. 794 H) turut merangkum pembagian Fawatih Suwar dari kitab Al-Khawathir dan sedikit menjelaskan rahasia dibaliknya. Menurut beliau, Allah telah memberikan surah pembuka dalam Al-Qur’an yang ada 114 surah dengan 10 macam bentuk dan tidak ada satu surah pun yang keluar dari 10 macam pembuka tersebut [Al-Zarkasyi, Al-Burhan Fi Ulum Al-Qur’an (Kairo: Dar Al-Turats, t.t), 164].
Begitu pula Al-Suyuthi (w. 911 H), memberikan ringkasan dan tambahan lainnya tentang ilmu Fawatih Al-Suwar. Beliau menyebutkan bahwa pembuka awal surah ada 10 macam [Al-Suyuthi, Al-Itqan Fi Ulum Al-Qur’an (Beirut: Muassasah Al-Risalah, 2008), 625].
10 macam Fawatih Suwar tersebut diuraikan di bawah ini, yaitu:
Al-Istiftah bi Al-Tsanna (Pembuka dengan Pujian)
Pembuka surah ini terdapat 2 bentuk pujian, 1 untuk pujian kepada Allah dan 1 lagi untuk penyucian dari sifat negatif:
- Menggunakan Tahmid (pujian) ada 5 surat yang dibuka dengan Alhamdulillah dalam QS. Al-Fâtihah, QS. Al-An‘am, QS. Al-Kahfi, QS. Saba, dan QS. Fathir. Serta Tabarak (pengagungan), terdapat dalam 2 surat yaitu QS. Al-Furqan dan QS. Al-Mulk.
- Tasbih (penyucian), pembuka surah untuk menyucikan Allah dari sifat-sifat negatif (Tanzih ‘an Sifatin Naqsh), terdapat dalam 7 surat yaitu: QS. Al-Isra’, QS. Al-A’la, QS. Al-Hadid, QS. Al-Hasyr, QS. Al-Shaf, QS. Al-Jumu’ah, dan QS. Al-Taghabun.
- Al-Istiftah bil Ahruf Al-Muqatha’ah (Pembuka dengan huruf-huruf terputus)
Pembukaan dengan huruf-huruf ini terdapat dalam 29 surat dengan memakai 14 huruf tanpa diulang, terkumpul dalam lafal “نَصٌّ حَكِيمٌ قَاطِعٌ لَهُ سِرٌّ” (Teks yang bijaksana dan pasti yang memiliki rahasia). Penggunaan fawatih surah ini disusun dalam 13 rangkai, yang terdiri dari kelompok berikut:
- Kelompok sederhana, yang terdiri dari 1 huruf, terdapat dalam 3 surah, yakni:
- Surah Al-Qalam yang dimulai dengan huruf ن
- Surah Shad yang dimulai dengan huruf ص
- Surah Qof yang dimulai dengan huruf ق
- Kelompok yang terdiri dari 2 huruf, terdapat dalam 10 surah, yakni:
- حم terdapat dalam surah Al-Mu’min, Fushilat, Asy-Syura, Al-Zukhruf, Al-Dukhan, Al-Jatsiyat, dan Al-Ahqaf
- طه terdapat dalam surah Thoha
- طس terdapat dalam surah Al-Naml
- يس terdapat dalam surah Yasin.
- Kelompok yang terdiri dari 3 huruf, terdapat dalam 3 rangkaian 13 surat, yaitu:
- الم terdapat dalam surah Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Ankabut, Al-Rum, Luqman, dan Al-Sajdah
- الر terdapat dalam surah Yunus, Hud, Ibrahim, Yusuf, dan Al-Hijr.
- طسم terdapat dalam surah Al-Qashash dan Al-Syu’ara.
- Kelompok yang terdiri dari 4 huruf, terdapat dalam 2 rangkaian dan 2 surat, yakni المر (surah Al-Ra’d) dan المص (surah Al-A’raf).
- Kelompok yang terdiri dari 5 huruf terdapat dalam 1 surah Maryam, yaitu كهيعص.
Al-Istiftah bin Nida (Pembuka dengan panggilan)
Ayat-ayat yang membuka dengan panggilan terdapat dalam 10 surah. 5 surah untuk panggilan Nabi Muhammad Saw yang ada dalam surah Al-Ahzab, At-Talaq, At-Tahrim, Al-Muzammil, dan Al-Mudatsir. Kemudian 5 diawal surah untuk panggilan kepada umat, yaitu ada di surah An-Nisa’, Al-Maidah, Al-Hajj, Al-Hujurat, dan Al-Mumtahanah.
Al-Istiftah bil Jumlah Al-Khabariyah (Pembuka dengan kalimat berita)
Ayat-ayat Al-Qur’an yang dimulai dengan pernyataan berita terdapat dalam 23 surah, baik ditujukan kepada Nabi Muhammad atau umatnya. Surah tersebut dapat ditemukan dalam surah Al-Anfal, Al-Taubah, An-Nahl, Al-Anbiya, Al-Mu’minun, An-Nur, Al-Sajdah, Az-Zumar, Muhammad, Al-Fath, Al-Qomar, Ar-Rahman, Al-Mujadalah, Al-Ma’arij, Nuh, Al-Qiyamah, Al-Balad, Abasa, Al-Qodar, Al-Bayyinah, Al-Qori’ah, Al-Takatsur, dan Al-Kautsar.
Al-Istiftah bil Qasam (Pembuka dengan sumpah)
Terdapat 15 permulaan surah yang diawali sumpah. Ada beberapa jenis sumpah yang disampaikan dalam Al-Qur’an, yaitu:
Sumpah dengan malaikat, dalam surat Al-Shaffat.Sumpah dengan planet-planet, dalam surah Al-Buruj dan Al-Thalaq.Sumpah dengan fenomena alam, dalam surah An-Najm, Al-Fajr, Al-Syams, Al-Lail, Al-Dhuha, dan Al-‘Ashr.Sumpah dengan elemen udara, dalam surah Al-Dzariyat dan Al-Mursalat.Sumpah dengan elemen tanah, dalam surah Al-Thur.Sumpah dengan tanaman, dalam surah Al-Tin.Sumpah dengan manusia, dalam surah Al-Naziat.Sumpah dengan hewan ternak, dalam surah Al-‘Adiyat.
Al-Istiftah bis-Syarath (Pembuka dengan syarat)
Allah menyebutkan peristiwa-peristiwa tertentu dalam awal surah dengan mengaitkannya dengan syarat. Surah tersebut terdapat dalam 7 surah, yakni Al-Takwir, Al-Infithar, Al-Insiqaq, Al-Waqiah, Al-Munafiqun, Al-Zalzalah, dan Al-Nashr. Semua surah ini dibuka dengan perangkat syarat “Idza” yang artinya “Apabila”. Penggunaan kata Idza memberikan makna bahwa kejadian tersebut pasti akan terjadi.
Al-Iftitah bil Amr (Pembuka dengan perintah)
Allah membuka surah-surahnya dengan menegaskan makna perintah yang diarahkan kepada Rasulullah dan umatnya. Surah itu terdapat dalam 6 surah, yaitu Al-Jin, Al-‘Alaq, Al-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Dalam beberapa surah di atas ada yang memakai kata “Qul” (katakanlah), maksudnya agar apa yang disebutkan setelah kata perintah itu diterima, dijadikan sikap dan diyakini sehingga menjadi keyakinan yang kokoh.
Al-Istiftah bil Istifham (Pembuka dengan pertanyaan)
Di sini Allah menyampaikan pertanyaan dipermulaan surahnya. Surah tersebut terdapat dalam 6 surah, yaitu Al-Insan, Al-Naba’, Al-Ghasyiyah, Al-Insyirah, Al-Fil , dan Al-Ma’un. Pertanyaan yang disampaikan Allah bukan berarti Ia tidak mengetahui apa yang ada dibalik pertanyaan, tetapi sebagai metode untuk menjelaskan lebih dalam perihal yang dipaparkan-Nya, sehingga siapa pun yang diajak berbicara akan menjadi tahu dan mengerti maksudnya.
Al-Istiftah bid-Du’a (Pembuka dengan doa)
Allah menyampaikan sebuah doa dalam 3 surah kepada pihak-pihak tertentu dalam permulaan surahnya. Seperti doa celaka bagi orang-orang yang curang dalam surah Al-Muthaffifin, doa celaka bagi orang yang mengumpat dan mencela dalam surah Al-Humazah, dan doa kebinasaan kepada Abu Lahab dalam surah Al-Lahab.
Al-Istiftah bit-Ta’lil (Pembuka dengan alasan)
Hanya 1 surah Allah memulai firman-Nya dengan sebuah penjelasan, yakni surah Al-Quraisy. Alasan dalam surah ini ditempatkan lebih dulu dari sesuatu yang diperintahkan-Nya agar penyampaian surah ini benar-benar diperhatikan dan dijalankan.
Sebagai kesimpulan, mempelajari nilai-nilai dalam ilmu Fawatih Al-Suwar memberikan pemahaman yang penting dalam menjaga keterampilan dan kecakapan dalam berbicara, terutama kesan awal pembicaraan. Bagian awal pembicaraan menjadi kunci utama untuk menarik perhatian pendengar.
Jika pembukaan tersebut mengikat, pendengar akan lebih tertarik dan memperhatikan bagian-bagian selanjutnya. Jenis pembukaan yang lebih khusus ini disebut sebagai kecerdikan pembukaan (Bara’atul Istihlal), yaitu bagian awal pidato yang disesuaikan dengan konteks dan tujuan penyampaian. Wallahu a’lam.
Baca juga: KH. Nawawi Abdul Aziz: Sang Penjaga Kalamullah dari Tanah Pesantren

Website Keislaman | Komunitas & Kajian Kepenulisan