Annubala ID – Modin merupakan sebuah istilah yang familiar bagi masyarakat Jawa. Dalam kehidupan masyarakat Jawa, modin memiliki banyak pengaruh positif. Selain itu, modin juga merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Jawa. Adapun bukti bahwa modin merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Jawa yaitu terdapat modin pada setiap wilayah di pulau Jawa.
Modin berasal dari kata muadzin yang berarti orang yang melakukan azan. Sebutan tersebut muncul karena modin merupakan orang yang mengumandangkan azan pada setiap waktu salat. Selain berasal dari kata muadzin, modin juga berasal dari bahasa Arab imam al-din yang berarti sesepuh agama.(Muhsin 2022)
Berdasarkan pernyataan tersebut, menunjukkan bahwa modin merupakan orang yang memiliki pengetahuan agama lebih banyak jika dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Oleh sebab itu, modin juga dapat disebut dengan istilah “kiai kampung”.
Dalam kehidupan masyarakat Jawa, modin merupakan seorang yang memimpin prosesi dilakukannya tradisi mereka seperti penentuan hari pernikahan, pemilihan jodoh, serta slametan kematian. Seperti mitung dina, matang puluh, nyataus, dan nyewu.(Sutopo 2022)
Selain itu, modin juga memiliki peran lain seperti mengajar ngaji, imam solat, penggerak acara keagamaan, dan sebagai orang yang memenuhi kebutuhan masyarakat.(“Kiai Kampung dan Prannya Dalam Bentuk Karakter Umat” 2021). Hal tersebut menunjukkan pentingnya seorang modin bagi masyarakat Jawa.
Baca juga: Rahasia Komunikasi Al-Qur’an: Menyelami Ilmu Fawatih Suwar
Sebagai tokoh yang memiliki peran penting bagi Masyarakat Jawa, modin juga memiliki peran sentral pada bulan Ramadan. Pada bulan Ramadan, modin memiliki banyak tugas seperti menjadi imam tarawih, memimpin kegiatan tadarus, mengisi kuliah subuh, menyampaikan kewajiban berpuasa dan membayar zakat fitrah, serta beberapa hal lainnya.
Dalam melakukan beberapa hal tersebut, modin melakukan dengan suka rela atau dengan niat untuk beribadah. Hal tersebut menunjukkan bahwa modin merupakan orang yang memperjuangkan agama di suatu daerah tanpa mengharapkan adanya imbalan. Dengan adanya peran dari modin menjadikan masyarakat memiliki tekad untuk memperbanyak ibadah pada Bulan Ramadan. Dari beberapa peran tersebut, peran yang paling penting dari modin pada saat bulan Ramadan yaitu menyampaikan tentang hal-hal yang dapat membatalkan puasa kepada masyarakat.
Hal tersebut menunjukkan bahwa peran modin selain menjadikan masyarakat sadar terhadap kewajiban berpuasa, juga menjadikan masyarakat mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Selain itu, pada bulan Ramadan modin juga menyampaikan kewajiban membayar zakat fitrah dengan beberapa syarat dan rukunnya.
Berdasarkan asumsi di atas, menunjukkan bahwa modin merupakan penggerak masyarakat untuk menjalankan kewajiban dan beberapa ibadah lain pada bulan Ramadan. Hal ini menjadi bukti bahwa modin memang memiliki peran sentral bagi masyarakat pada bulan Ramadan.
Apabila dalam suatu daerah tidak terdapat seorang modin, dapat dipastikan lebih banyak masyarakat yang meninggalkan kewajibannya daripada orang yang menjalankan kewajibannya pada saat bulan Ramadan. Oleh sebab itu, peran modin sangat dibutuhkan dalam sebuah daerah agar masyarakat di daerah tersebut menyadari kewajibannya pada saat Bulan Ramadan.
Ditulis oleh Ahmad Wahyu Rusli Sofiyulloh (Magister UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Referensi:
- “Kiai Kampung dan Prannya Dalam Bentuk Karakter Umat.”. 2021. https://jateng.nu.or.id/opini/kiai-kampung-dan-perannya-dalam-bentuk-karakter-umat-ZFINl.
- Muhsin, Imam. 2022. “Modin: Pelayan Umat & Penjaga Tradisi.” Thaqafiyyat : Jurnal Bahasa, Peradaban dan Informasi Islam 20 (2): 122. https://doi.org/10.14421/thaq.2021.20201.
- Sutopo, Umarwan. 2022. “Kedudukan Modin Dalam Perspektif Hukum Positif Studi Kasus di Pemerintahan Desa Kabupaten Ponorogo.” Jurnal El-Dusturie 1 (1): 1–99.

Website Keislaman | Komunitas & Kajian Kepenulisan