Menggali Hikmah di Balik Ziarah Kubur

Kajian

Sumber Gambar: Annubala

Saben malam jum’at ahli kubur mulih nang omah.
Kanggo njaluk dungo wacan qur’an najan sak kalimat.
Lamun ora dikirimi banjur bali mbrebes mili.

Annubala ID Sebagian besar warga Nahdliyyin pasti tak asing dengan syiir ini. Syi’ir ini menggambarkan kondisi ahli kubur yang begitu mengharapkan kiriman do’a dari keluarga yang masih hidup di dunia.

Maka sudah sepantas nya bagi kita yang merupakan penganut Ahli Sunnah wal Jama’ah Annahdliyah untuk mempertahankan amalan ini guna mendoakan ahli kubur dengan lantunan do’a yang baik serta memohonkan ampun atas segala dosa yang telah mereka perbuat. Dan juga mendoakannya agar diberikan tempat yang di ridhoi oleh Allah.

Banyak amalan yang bisa kita lakukan untuk mendoakan ahli kubur. Bisa mendoakannya dari rumah ataupun langsung datang ke maqbaroh. Ziarah kubur juga dapat kita jadikan sebagai sarana untuk silaturahim kepada ahli kubur, mengambil suatu ibrah maupun mengingat amal kebaikan ahli kubur semasa hidupnya.

Sebagaimana dalam kitab Hasiyyah Assyarwani dijelaskan bahwa disunnahkan melakukan ziarah kubur dengan tujuan mengambil ibrah (mengambil pelajaran), mengasihi, mendoakan ahli kubur, membaca Al Qur’an dan lain sebagainya

.
Juga diterangkan bahwa ketika sohibul maqbaroh termasuk bagian dari min ahlil khair, maka sunnah untuk bertabarruk (ngalap barokah), sebab dalam alam barzakh dia memiliki banyak keistimewaan dan barokah yang tak terhitung jumlahnya.


قال ثم قال في تقسيم الزيارة أنها إما لمجرد تذكر الموت والآخرة فتكفي رؤية القبور من غير معرفة أصحابها وإما لنحو الدعاء فتسن لكل مسلم،وإما للتبرك فتسن لأهل الخير لأن لهم في برازخهم تصرفات وبركان لايحصي عددها وإما لأداء حق صديق

Adakalanya ziarah untuk sekedar mengingat kematian maka cukup melihat kubur tanpa harus mengenal siapa ahli kuburnya. Adapun jika menghendaki untuk mendoakan maka disunnahkan untuk setiap ahli kubur muslim. Dan jika ingin bertabarruk maka disunnahkan untuk menziarahi orang-orang soleh.

Begitu banyak manfa’at mendoakan atau menziarahi ahli kubur, sehingga ritual semacam ini harus terus dipertahankan dan disosialisasikan kepada orang lain. Wallahu a’lam bishowab.

* Penulis : Muhammad Nazrul Hikam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *