Annubala ID – Siapa yang tidak mengenal Maroko? Salah satu negara yang banyak dikunjungi oleh warga Indonesia untuk melanjutkan pendidikan atau sekadar berwisata. Negara ini terletak di Benua Afrika dan berbatasan langsung dengan negara Spanyol.
Ia memiliki sistem pemerintahan berbentuk kerajaan dan memiliki banyak daya tarik tersendiri di dalamnya. Berikut penulis rangkum 3 fakta menarik tentang kerajaan Maroko yang jarang diketahui:
Musim Dingin dengan Turunnya Salju


Di beberapa wilayah kerajaan Maroko, seperti Kota Ifrane, ketika musim dingin tiba, biasanya akan tertutup oleh salju. Bangunan di kota ini yang bergaya Eropa, ditambah dengan hamparan salju putih saat musim dingin, membuatnya dijuluki sebagai ‘Swiss-nya Maroko’.
Musim dingin di Maroko biasanya berlangsung dari bulan Desember hingga Februari. Ketika musim ini tiba, banyak mahasiswa Indonesia yang memanfaatkan waktu untuk berkunjung ke Kota Ifrane guna menikmati turunnya salju. Hal ini juga dibagikan oleh @aqshohaziq, salah satu mahasiswa Indonesia di Maroko, melalui laman Instagram pribadinya. Musim dingin sendiri biasanya diawali dengan berakhirnya musim gugur yang tak kalah indah.
Universitas Tertua di Dunia

Al-Qarawiyyin University, yang terletak di kota Fez, merupakan salah satu universitas tertua di dunia. Universitas ini didirikan oleh seorang wanita muslimah yang bernama Fatimah Al Fihri pada tahun 859 M. Universitas ini menjadi salah satu pusat spiritual dan pendidikan terkemuka pada zaman keemasan Islam.
Fatimah lahir di Tunisia tahun 800 Masehi. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang kaya. Ayahnya Muhammad Al Fahri merupakan pengusaha sukses dari kota Tunisia. Pada masa pemerintahan Raja Idris II, mereka pindah dari Qayrawan (saat ini Tunisia) ke kota Fez, Maroko. Fez kala itu terkenal dengan kota metropolitan dengan penduduk “Muslim Barat” (dikenal dengan sebutan al-Maghrib).
Baca juga: [Resensi] Sains “Religius” Agama “Saintifik” karya Duo Pemikir Hebat
Bersama saudaranya, Miriam Al Fihri, ia merintis universitas tersebut. Mereka berdua adalah putri berpendidikan yang mencintai ilmu.
Selama awal proses pembangunan masjid Al-Qarawiyyin (cikal bakal Universitas Al Qarawiyyin) pada Ramadan 245 H/859 M dan rampung dalam waktu dua tahun. Konon wanita yang dijuluki ‘Ummu Al- Banine’ (ibu dari anak-anak) ini bersumpah untuk menjalankan puasa setiap hari. Dia juga mengawasi langsung secara rinci proses pembangunan masjid serta menanggung seluruh ongkosnya.
Beasiswa yang Beragam

Bagi yang ingin melanjutkan pendidikan di Maroko, tersedia berbagai jalur beasiswa. Salah satunya melalui Kementerian Agama Republik Indonesia yang setiap tahun menyediakan sekitar 50 kuota bagi pelajar Indonesia untuk studi di Maroko.
Jalur beasiswa ini merupakan hasil kerja sama antara AMCI (Moroccan Agency for International Cooperation) dan Kementerian Agama Republik Indonesia. Proses seleksi beasiswa terdiri dari beberapa tahap, yakni: seleksi berkas, computer based test (CBT) yang sepenuhnya menggunakan bahasa Arab dengan materi nahwu, sharaf, balaghah, dan qira’ah. Peserta yang lolos kemudian melanjutkan ke tahap akhir berupa tes wawancara, yang mencakup hafalan Al-Qur’an, kemampuan membaca kitab, serta wawasan kebangsaan.
Alhamdulillah, pada tahun ini penulis berkesempatan menjadi salah satu dari 50 pelajar Indonesia yang berhasil lolos melalui jalur beasiswa Kerajaan Maroko ini.
Selain melalui Kementerian Agama Republik Indonesia, terdapat pula jalur beasiswa lain menuju Maroko, di antaranya dari PBNU dan Muhammadiyah, yang masing-masing memiliki mekanisme seleksi dan persyaratan tersendiri.
Ditulis oleh: Ahmad Fadhel Umar (Penulis Annubala ID, Penerima Beasiswa S1 Kerajaan Maroko tahun 2025 | ig: @aaafu_26)
Baca juga: [Puisi] Apa Kabar

Website Keislaman | Komunitas & Kajian Kepenulisan